A. Langkah-Langkah Antisipatif Menghadapi Bencana Alam
Bencana alam apa pun bentuknya baik itu banjir, gempa bumi, tsunami, maupun gunung meletus tentu tidak diharapkan datangnya. Namun sering kali datangnya bencana tidak dapat diperkirakan waktunya. Bisa saja ketika kita tidur pulas tiba-tiba banjir bandang datang. Meski begitu kita tetap harus berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kewaspadaan agar jika bencana datang menghampiri, kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan.
1. Mengantisipasi Ancaman Gunung Meletus
Pada uraian materi bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa di wilayah Indonesia terdapat deretan gunung berapi yang sebagian besar masih aktif. Hampir semua wilayah di Indonesia memiliki gunung berapi. Salah satunya adalah Gunung Merapi yang terletak di Jawa Tengah yang merupakan gunung api paling aktif di dunia.Peristiwa gunung api yang meletus bagi sebagian besar masyarakat yang tinggal di daerah gunung tersebut dianggap sebagai peristiwa alam yang biasa terjadi. Sehingga mereka sering kali meremehkan himbauan dari pemerintah saat terjadi proses evakuasi. Meskipun peristiwa meletusnya gunung api merupakan peristiwa yang biasa terjadi, namun dampak yang ditimbulkan tetap membahayakan kehidupan masyarakat sekitarnya.
Ancaman gunung berapi ada bermacam-macam, misalnya berupa awan panas, lelehan lava pijar, lahar panas, hujan lahar dingin, dan abu vulkanik. Awan panas yaitu campuran material letusan antara gas dan bebatuan. Suhunya antara 300o-700oC dengan kecepatan lumpurnya di atas 70 km/ jam. Lontaran material pijar yang terjadi ketika letusan berlangsung mampu membakar apa saja yang dilaluinya.
Adapun abu vulkanik dapat menyebabkan hujan abu ketika gunung api meletus. Abu yang diterbangkan oleh angin dapat mengganggu pernapasan, mata, pencemaran air tanah, dan merusak tanaman. Lava merupakan magma yang mencapai permukaan yang berwujud cairan kental dengan suhu 700-1200o C. Coba bayangkan apa akibatnya jika lelehan lava ini mengalir dari puncak gunung?
Gunung api terkadang juga membawa ancaman berupa gas beracun yang sangat berbahaya bagi manusia. Gas ini tidak selalu berasal dari letusan gunung berapi. Gas ini dapat keluar melalui rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Salah satu gunung yang mengeluarkan gas beracun adalah kawah di Pegunungan Dieng.
Dalam upaya mengantisipasi terjadinya bencana gunung meletus, maka pemerintah melakukan hal-hal berikut.
a. Pemerintah selalu memantau aktivitas gunung berapi. Di setiap gunung berapi terdapat
stasiun pengamatan atau gardu pandang. Pos pengamatan ini berfungsi untuk
mengantisipasi jika bahaya setiap saat muncul.
b. Pemerintah memetakan kawasan bahaya gunung berapi. Pemetaan dilakukan terhadap jalur-
jalur awan panas dan permukiman penduduk. Dengan begitu, akan mempermudah evakuasi
saat terjadi letusan gunung berapi.
c. Pemerintah melakukan sosialisasi/ penyuluhan. Lembaga terkait juga berkoordinasi dengan
pemerintah daerah yang terkait untuk menyiapkan antisipasi. Penyuluhan sangat penting
dilakukan terhadap masyarakat di sekitar gunung berapi.
Selain pemerintah, masyarakat juga perlu mengetahui langkah antisipatif jika bencana gunung meletus terjadi. Adapun langkah-langkahnya antara lain sebagai berikut.
a. Masyarakat di sekitar gunung berapi harus mengetahui secara pasti tempat dan jalur
evakuasi. Hal ini penting agar jika terjadi gunung meletus tidak terjadi kepanikan yang
berlebihan.
b. Masyarakat harus mengenali tanda-tanda terjadinya bencana gunung berapi. Misalnya
sering terjadi gempa di sekitar gunung, bau belerang yang menyengat, ataupun turunnya
binatang dari puncak gunung.
c. Masyarakat harus mematuhi pengumuman dari instansi yang berwenang. Misalnya dalam
penentuan status gunung berapi dan tahap-tahap gunung meletus yang diumumkan oleh
petugas yang terkait.
2. Mengantisipasi Gempa Bumi
Semenjak terjadinya gempa bumi yang menimbulkan tsunami di Aceh pada tahun 2006 di wilayah Indonesia terutama yang berada di pesisir pantai sering mengalami gempa bumi meskipun tidak menimbulkan potensi tsunami. Namun begitu bencana gempa bumi tetap saja harus diwaspadai. Tentu kita ingin peristiwa gempa bumi yang meluluhlantakkan Kota Yogyakarta dan Klaten tidak terulang kembali bukan? Dampak yang ditimbulkan dari gempa bumi antara lain korban jiwa dan rusaknya bangunan/ rumah.Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi bencana gempa bumi. Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah antara lain sebagai berikut.
a. Pemerintah telah membuat peta rawan bencana gempa bumi. Oleh karena itu bagi
masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana gempa bumi harus selalu waspada.
b. Pemerintah mengadakan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan tentang bencana alam.
c. Pemerintah membentuk badan koordinasi penanggulangan bencana alam. Sehingga
informasi yang berkaitan dengan bancana alam dapat diperoleh dari lembaga ini.
Jika kamu atau masyarakat lainnya tinggal di daerah rawan bencana gempa bumi, maka perlu pula melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Membuat rumah atau bangunan yang sesuai dengan standar yakni bangunan harus dibuat
tahan terhadap getaran dan tahan gempa.
b. Mengikuti penyuluhan tentang bencana alam yang diadakan pemerintah atau lembaga
terkait.
c. Membentuk kelompok-kelompok siaga jika terjadi bencana dalam masyarakat.
3. Mengantisipasi Ancaman Tsunami
Setelah terjadinya bencana alam tsunami yang melanda Aceh dan beberapa negara tetangga, pemerintah kita telah meningkatkan upaya antisipatif agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi atau minimal dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Peristiwa tsunami telah menggugah kesadaran kita bahwa laut yang tenang dan indah ternyata menyimpan bencana yang mengintai kapan saja.Salah satu tanda akan terjadinya tsunami adalah air laut di pantai tiba-tiba surut. Oleh karena itu selalu waspadalah jika berwisata di daerah pantai. Upaya yang ditempuh pemerintah dalam menghadapi tsunami antara lain sebagai berikut.
a. Pemerintah melakukan penyuluhan terhadap masyarakat di pesisir pantai. Hal ini penting
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya tsunami.
b. Pemerintah membangun tembok penahan gelombang tsunami dan menggalakkan
penanaman mangrove di sekitar pesisir pantai.
c. Pemerintah membangun tempat-tempat evakuasi lengkap dengan sarana dan prasarananya.
d. Pemerintah meletakkan alat pendeteksi gelombang tsunami di dasar laut. Hal ini penting
agar saat terjadi gempa di dasar laut dan berpotensi terjadi tsunami dapat memberikan
sinyal/ pesan kepada petugas pantai.
Selain itu, masyarakat pun harus mengetahui langkah-langkah antisipatif dalam menghadapi bencana tsunami, antara lain sebagai berikut.
a. Meningkatkan kewaspadaan saat berwisata di kawasan pantai.
b. Mengetahui secara pasti langkah darurat dan tempat-tempat evakuasi.
c. Menjaga kelestarian hutan mangrove di pesisir pantai.
d. Masyarakat harus mengetahui karakteristik gempa yang berpotensi tsunami.
4. Mengantisipasi Ancaman Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang biasanya melanda kawasan perbukitan/ pegunungan. Tanah longsor adalah gerakan tanah dan bebatuan pada lereng sebuah gunung. Jika tanah di lereng itu longsor maka dapat menimbun permukiman warga yang ada di bawahnya, sarana umum, dan bahkan dapat menelan korban jiwa.Salah satu faktor penyebab terjadinya tanah di lereng gunung longsor adalah adanya peningkatan kandungan air di perut gunung. Penyebab lain adalah pembangunan permukiman penduduk dan pemotongan kaki lereng sehingga lereng tidak mempunyai penyangga. Jika curah hujan tinggi maka daerah yang rawan akan terjadi longsor. Langkah-langkah antisipatif yang perlu dilakukan pemerintah antara lain sebagai berikut.
a. Pemerintah telah memetakan gunung atau bukit yang rawan longsor.
b. Pemerintah membuat peraturan yang melarang pembangunan permukiman tanpa
memedulikan keselamatan lingkungan.
c. Pemerintah menggalakkan penghijauan untuk mengantisipasi bencana tanah longsor.
Di samping pemerintah, masyarakat pun harus menyiapkan langkah antisipatif antara lain sebagai berikut.
a. Menjaga kelestarian lingkungan pegunungan, misalnya dengan membuat terasering,
menghijaukan bukit, dan memelihara saluran drainase.
b. Tidak mendirikan bangunan/ rumah secara sembarangan di perbukitan.
c. Menghentikan penambangan liar di kaki gunung karena dapat meningkatkan potensi
terjadinya longsor.
5. Mengantisipasi Ancaman Banjir
Bencana banjir merupakan bencana yang sepertinya menjadi hal yang biasa bagi masyarakat, terlebih bagi daerah yang menjadi langganan banjir. Namun begitu, banjir tidak boleh diremehkan karena dampak yang ditimbulkan sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Masih ingat kah kamu dengan bencana banjir yang melanda dan melumpuhkan kegiatan ekonomi daerah Ibukota Jakarta? Apalagi jika banjir datang tiba-tiba, misalnya banjir bandang tentu sangat membahayakan kehidupan kita.Pemerintah telah memberikan perhatian yang serius terhadap penanganan banjir ini, misalnya melalui langkah-langkah antisipatif berikut.
a. Pemerintah membuat peta daerah-daerah yang rawan bencana banjir.
b. Pemerintah mengadakan sosialisasi/ penyuluhan tentang segala hal mengenai banjir.
c. Pemerintah mengadakan program penghijauan di wilayah hulu atau pegunungan.
Adanya partisipasi aktif dari masyarakat ini juga berperan penting dalam upaya antisipasi terhadap ancaman banjir. Langkah-langkah yang dapat dilakukan masyarakat antara lain sebagai berikut.
a. Membiasakan hidup bersih dan sehat.
b. Membuang sampah pada tempatnya, hindari membuang sampah di sungai.
c. Tidak membangun rumah di bantaran sungai.
d. Menyimpan dokumen-dokumen penting secara aman sehingga dapat terselamatkan ketika
banjir datang.
6. Mengantisipasi Ancaman Kebakaran Hutan
Wilayah Indonesia kaya akan hutan. Hutan memegang peranan penting dalam kehidupan makhluk hidup. Oksigen yang kita butuhkan untuk bernapas dihasilkan oleh hutan. Hutan menjadi paru-paru dunia. Oleh karena itu, kelestarian hutan menjadi tanggung jawab dari seluruh warga dunia.Kebakaran hutan yang sering terjadi menyebabkan rusaknya ekosistem makhluk hidup di dalamnya. Selain itu, kebakaran hutan juga mengakibatkan bencana kabut asap yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat bahkan negara tetangga dapat terkena dampak berupa asap ini.
Faktor penyebab kebakaran hutan selain disebabkan musim kemarau yang panjang juga dapat disebabkan oleh perilaku manusia yang kurang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Misalnya terjadinya pembakaran hutan secara sengaja untuk membuka lahan pertanian/ permukiman, praktik ilegal logging atau pembalakan liar, dan sebagainya.
Upaya mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan telah dilakukan oleh pemerintah melalui langkah-langkah antisipatif berikut ini.
a. Pemerintah melarang dan menerapkan sanksi yang keras bagi pelaku illegal logging.
b. Pemerintah melarang pembukaan hutan secara membabi buta tanpa memerhatikan aspek
kelestarian lingkungan.
c. Pemerintah memberikan penyuluhan dan pelatihan terhadap masyarakat di sekitar hutan
tentang pentingnya kelestarian hutan.
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian hutan dan mencegah terjadinya kebakaran hutan adalah sebagai berikut.
a. Menghentikan kebiasaan membuka hutan untuk dijadikan lahan misalnya melalui
pembakaran hutan.
b. Menghindari membuang puntung rokok di kawasan hutan karena dapat menyebabkan
kebakaran hutan.
c. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kelestarian hutan.
SOAL LATIHAN
Isilah titik-titik berikut dengan jelas!
1. Gunung api yang paling aktif di dunia adalah........................................................................2. Campuran material letusan antara gas dan bebatuan disebut..............................................
3. Abu vulkanik dapat menyebabkan.........................................................................................
4. Salah satu gunung yang mengeluarkan gas beracun adalah kawah di.................................
5. Bencana tsunami telah meluluhlantakkan Aceh dan negara-negara tetangga pada tahun......
6. Pemerintah telah membuat peta rawan bencana gempa bumi manfaatnya adalah..............
7. Tanaman pantai yang digalakkan untuk ditanam berfungsi menahan gelombang tsunami
tanaman yang di maksud adalah ..........................................................................................
8. Tsunami dapat terjadi jika pusat gempa berada di.................................................................
9. Tanah longsor adalah ............................................................................................................
10. Upaya menjaga kelestarian daerah pegunungan dengan mengadakan sistem....................
SELANJUTNYA B. Hal-Hal yang Dilakukan Saat Terjadi Bencana
0 comments:
Post a Comment